ARTIS ERNEST PRAKASA : "KALAU GURU BERANI SENTUH ANAK GUE, GUE SERET KE POLISI”

Stand Up Komedian Ernest Prakasa

Kasus pencubitan siswa SMP di Sidoarjo mendadak heboh. Seorang guru SMP Raden Rahmat, Samhudi, di Sidoarjo dilaporkan ke Polsek Balangbendo dan diajukan ke pengadilan oleh orang tua siswa karena dinilai telah melakukan kekerasan terhadap anaknya berinisial SS.

Penyelesaian kasus pencubitan siswa SMP di Sidoarjo diharapkan mengedepankan musyawarah dibandingkan melalui jalur hukum. Hal itu karena institusi sekolah merupakan representasi institusi keluarga dalam bentuk lain yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi (dialog).

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Fikri Faqih menyampaikan demikian terkait pelaporan Samhudi (45).

Menurut informasi, Samhudi melakukan hal itu sebab SS tidak melakukan kegiatan Sholat Dhuha yang menjadi kebijakan sekolah tersebut dalam rangka peningkatan iman dan takwa.

“Kalau ada sebuah keluarga yang menitipkan anaknya di suatu sekolah, berarti sekolah tersebut dipercaya untuk menjadi representasi keluarga dalam hal mendidik,” jelas Fikri dalam keterangan persnya, Sabtu (2/7/2016).

Sementara di media sosial, Stand Up Komedian Ernest Prakasa dibully netizen gara-gara tak setuju dengan tindak kekerasan guru tersebut.

“Gw gak akan pernah nampar / nyubit anak gw. Jd kalo ada guru berani sentuh anak gw, gw seret ke polisi. Gak ada urusan,” cuit Ernest.

Ernest mengungkapkan kekesalannya lewat Twitter yang tak rela jika anaknya ditampar atau dicubit guru di sekolah.

“lu urus aja anak lu sendiri,jgn di sekolahin,” kata pemilik akun @rawk33.

“kalo guru sentuh anak gw, gw lapor polisi” , masa iya koh disentuh doang lapor polisi,” cuit @ichaljena
Ernest lalu menjelaskan panjang lebar lewat timeline Twitternya soal sikapnya tersebut.

“Siapa yg belain anak badung itu? Gw lagi ngomongin anak gw. Kalo lo ga keberatan anak lo dihajar guru ya monggo.”

“Gw gak tau kronologi kasus anak itu & ga peduli jg. I’m just saying if it was my kid, you’ll have a problem.”

“Tapi Nes, kalo anak lo bandel, gimana?” | Ya hukum aja silakan. Emang ga punya hukuman selain kontak fisik?”

“Lo aje terlalu manjain anak!”. It’s okay. Sekali2 klo ktmu anak gw, go judge for urself, apakah kelakuannya kayak anak manja.”

“Knp banyak guru yg sensi ya? Emang gw mendiskreditkan guru? Gw blg, gw ga terima kalo guru menghukum anak gw dgn kontak fisik. Salah?”

“Ga mau anak dihukum kekerasan fisik = membiarkan anak jd manja & lembek? Jadi anak tangguh = anak yg tahan pukul?”

“Klo menurut lo hukuman fisik guru ke anak lo bisa ditolerir dalam batas tertentu, that’s okay. Ortu kan punya idealisme yg beda2. Bebas :)”

“Tentang parenting, org yg gak punya anak akan sulit berempati pada kami para orang tua. Itu agak menyebalkan, tapi sangat bisa dipahami :)”

“U/ tmn2 guru yg tersinggung, saya mhn maaf. Smg kalian jd guru2 yg baik, penuh kasih & kesabaran. Kmi titipkan separuh nyawa kmi pd kalian.”

“Saya percaya ada cara mendidik anak tanpa kekerasan. Berat? Pasti. Itu kenapa guru adalah profesi yang mulia.”

“Slh 1 personal CSR rutin saya adlh u/ sbuah lembaga pendidikan. Ada lah, ga perlu saya sebut. Intinya, saya bersimpati pada tenaga pengajar.”

“Gw ga merasa perlu ngomong apa2 lagi soal isu hukuman fisik thd siswa, krn kmrn udh gw jabarin panjang lebar opini gw.”